TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan Bandara New Yogya bisa mendatangkan 5 juta wisatawan per tahun.
Ia meminta masyarakat yang masih bertahan karena tidak mau dipindah supaya mendukung program ini. Sebab, kata dia, New Yogyakarta Internasional Airport di Kulon Progo itu akan mengangkat ekonomi masyarakat dan mendongkrak roda ekonomi.
Baca Juga:
Baca juga: Bandara New Yogya Mulai Digarap, 9 Warga Tetap Tak Mau Pindah
"Saya imbau tanpa bermaksud apa-apa, yuk kita bantu Yogya," kata Budi di sela Seminar Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya, di gedung Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Kamis, 7 Desember 2017.
Ia menyatakan keberadaan bandara baru di Daerah Istimewa Yogyakarta itu sangat dibutuhkan untuk mendongkrak sektor pariwisata. Dia yakin dengan hadirnya bandara itu, pariwisata di Yogyakarta bisa bangkit dan menjulang seperti Bali.
"Kalau turisnya 5 juta, nanti di mana-mana (pariwisata) tumbuh dan membanggakan kita. Kalau kita mendengar katakanlah Yogya di mana-mana seperti Bali, kan kita juga bangga sebagai orang Yogya," kata lulusan UGM ini.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kata dia, banyak potensi pariwisata yang bisa digali dan dikembangkan. Apalagi Yogyakarta adalah salah satu daerah yang kearifan lokalnya masih terjaga dan para seniman di daerah ini juga sangat banyak.
"Saya ini sudah lima tahun di Yogya, ini mengapa Bali bisa, kita (Yogyakarta) tidak,” kata dia.
Salah satu kendalanya adalah soal bandara. Keterbatasan itulah yang membuat jumlah wisatawan luar negeri tidak sebanyak Bali.
“Kalau dengan kapasitas yang sekarang (Bandara Adisutjipto) kurang maksimal," kata dia.
Masih ada sejumlah warga di lokasi pembangunan bandara Kulon Progo yang tidak mau pindah, yaitu di wilayah Temon. Project Manager New Yogyakarta International Airport Sujiastono menyatakan pengosongan lahan sudah sesuai prosedur dan manusiawi.
Baca juga: YLBHI Kecam Pengosongan Paksa Lokasi Bandara New Yogya
“Kita tidak ada pengosongan bagi orang yang menolak yang masih di dalam rumah. Bisa dicek di lapangan, bagi yang masih berpenghuni, tidak kita robohkan," kata Sujiastono.
Ia menyatakan pihaknya masih mengedepankan upaya persuasif. Dia minta masyarakat tidak terprovokasi dari luar mereka. Sebab, justru yang melakukan aksi demonstrasi bukan warga yang tinggal di lokasi Bandara New Yogya.